TENTANG HARLEM SHAKE
Saya bukan remaja yang up to date
tentang trend yang mewabah dikalangan remaja masa kini. Sebelum masuk menjadi
Mahasiswa Baru di sebuah Universitas Swasta terkemuka, saya tidak tahu menahu
soal Shuffle dance, Gangnam Style, dan sekarang yang teranyar adalah Harlem
Shake.
Pertama kali mendengar Harlem Shake itu
ketika saya berada di kelas saat jam perkuliahan sedang istirahat (sekitar
pukul 12.00). teman-teman saya kebetulan membahas tentang itu, karena penasaran
saya pun bertanya mengenai Harlem Shake itu sendiri. Teman saya pun menjelaskan
“harlem shake adalah tarian bebas yang diawali oleh seorang sebagai provokator,
kemudian diikuti oleh yang lainnya. Gerakkannya pun tidak beratutan, bahkan
dibarengi dengan mimik wajah yang seperti orang tidak berakal” jelasnya.
Mendengar penjelasannya pun saya tidak bisa membayangkan betapa manusia telah
menurunkan derajatnya secara sengaja denga tarian itu baik disadari ataupun
tidak.
Saya tidak pernah melihatnya secara
sengaja ke You Tube, tapi tak jarang saya melihat terian yang terlihat zahil
itu ditarikan oleh teman-teman saya, atau bahkan di acara-acara hiburan. Apa
yang ditarikan tidak jauh dari apa yang digambarkan oleh teman saya itu.
Entah apa falsafah yang bisa diambil
dari tarian itu. Saya tidak bisa
menemukannya. Tarian itu menggambarkan kejiwaan manusia yang melakukan
gerakan itu dalam keadaan diluar akal sehatnya, gerakkan yang bahkan saya yang awam dalam hal seni pun
tidak dapat menemukan dimana sisi estetikanya. Jika kita lihat dari segi
kreativitas, kreativitas macam apa itu? Bergerak tidak karuan seperti manusia
yang tidak berakal. Sungguh saya tidak dapat menemukan manfaatnya sedikitpun.
Jika saya cermati, harlem shake lebih mirip pada gerakan dugem anak muda yang
sedang tidak “eling” mereka melepaskan batas kesadaran mereka dan melepaskan
semuanya dengan gerakkan semacam itu.
Kabar terakhir dari internet mengatakan
bahwa tahrian Harlem Shake adalah tarian penganut setan (freemason) atau tarian
dajjal. Terlepas dari itu semua, apakah benar atau tidak, tetap saja seorang
manusia yang diberikan akal sehat dan derajat yang lebih tinggi dati makhluk
ciptaan Allah yang lainnya tidak sepantasnya untuk menarikan tarian yang tidak
manusiawi itu.